A.
KONSEP
DASAR PEMASARAN
a.
Konsep produksi
Konsep/orientasi produksi menekankan bahwa kegiatan
produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanayk-banyaknya untuk memenuhi
permintaan.
|
|
|
![]() |
![]() |
b.
Konsep produk
Hasil produk lebih ditekankan dengan kualitas yang
terbaik diantara pesaing dn senantiasa meningkatkan kualitas produk.
c.
Konsep penjualan
Usaha promosi oleh perusahaan dan melakukan
penjualan yag efektif untuk mencapai penjualan sebanyak-banyakya.
|
|
|
|
![]() |
![]() |
![]() |
d.
Konsep pemasaran
Konsep pemasaran menjadikan perusahaan lebih efektif
dibandingkan pesaing dalam mengidentifikasi kegiatan pemasaran dan keinginan
pasar sasaran dan dalam kurun waktu yang lama ( untuk jangka panjang )
Filosofi
konsep pemasaran
o Focus pasar
Penyesuaian program-program pemasaran dengan pasar
sarsaran yang dituju.
o Orientasi dan kepuasan
konsumen
Kebutuhan dan keinginan konsumen harus dapat
terpuaskan melalui proses pertukaran.
o Pemasaran yang terkoordinasi
Pemasaran harus terkoordinasi diantara semua bagian
dalam perusahaan agar mereka memiliki sikap dan tindakan yang sama.
o Orientasi laba
Selain untuk meningkatkan volume penjualan, juga
ditujukan untuk mendapatkan keuntungan yang layak agar perusahaan dapat
berkembang. Konsep pemasaran social.
Penekanan dalam pemahaman dan keinginan pasar
sasaran dan memenuhi kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien disbanding
pesaing dalam rangka mencapai kesejahteraan social konsumen…………… cenderung
mengarah kepada lingkungan (alam).
e.
konsep pelanggan (konsep
pemasaran baru Hoekstra)
konsep ini merupakan orientasi manajemen yang
menekankan bahwa perusahaan menjalin relasi dengan pelaggan sasaran individual
terseleksi yang menjadi mitra perusaan dalam merancang, menawarkan,
meredefinisi, dan merealisasikan nilai pelanggan superior. (orientasi pelanggan
sebagai focus utama)
karakteristik konsep pelanggan:
ü diarahkan pada relasi
nilai-nilai pelanggan individual dan redefinisi nilai-nilai tersebut.
ü mencangkup intimasi antar
mitra dalam system pemasaran dan konsekuensinya, lebih berfokus pada relasi
dibandingkan transaksi.
ü menyelaraskan antara
preferensi pelanggan dan kapabilitas perusahaan.
ü mendorong kesesuaian, antara
nilai pelanggan dan kepabilitas perusahaan berdasarkan system balikan pasar
yang mengukukur secara berkesinambungan perilaku, kepuasan, dan kebutuhan
pelanggan individual yang belum terpenuhi.
ü mencerminkan gagasan bahwa
pemasaran merupakan “ a state of mind” yang tidak hanya dibatasi pada satu
bidang fungsional.
ü menstimulasi organisasi
internal untuk terus-menerus dipantau dan diadaptasi dengan perubahan kebutuhan
dan prefesensi pelanggan, serta selalu menempatkan pelanggan sebagai focus
utama.
B.
PEMASARAN
DAN PENCIPTAAN NILAI
berdasarkan konsep pemasaran, keberhasilan sebuah
organisasi dalam merealisasikan tujuannya ditentukan oleh kemampuan organisasi
bersangkutan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya. memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dari pada para pesaingnya.
konsep ini menyiratkan keterkaitan antara tiga
elemen pokok yakni 3C:
·
customer
·
competitor, dan
·
company
a.
CUSTOMER
pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan
pelanggan, serta berakhir dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan. pemasar wajib memahami siapa saja
pelanggannya, preferensi, karakteristik, kebutuhan dan keinginan, gaya hidup,
serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka.
b.
COMPETITOR
sekedar memenuhi harapan pelanggan saja belumlah
cukup. apa bila pesaing sanggup memuaskan pelanggan lebih baik, maka pelanggan
akan beralih kepada mereka.
perusahaan harus juga memperhatikan persaingan juga;
pesaing perusahaan, strategi, kekuatan, kelemahan, kompetensi inti, reaksi,
serta future intention mereka.
c.
COMPANY
tujuan perusahaan (baik dalam bentuk laba, volume
penjualan, pangsa pasar, pertumbuhan, misi social, maupun tujuan yang lainnya)
dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan, dengan tidak semata-mata dengan
menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih berfokus pada aspek
relasional.
dalam konteks pemasaran, kebutuhan (needs) dan
keinginan (wants) dibedakan:
Ø KEBUTUHAN:
§
Teori maslow
menegaskan bahwa perilaku
konsumsi Kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki, dari yang paling mendesak
sampai yang paling kurang mendesak:
a.
Kebutuhan aktualisasi diri ( pemahaman dan pengembangan diiri)
b.
Kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, status)
c.
Kebutuhan social ( peranan diterima sebagai anggota kelompok, dicintai
)
d.
Kebutuhan keamanan (keamanan, perlindungan)
e.
Kebutuhan fisik ( makanan, minuman, tempat tinggal)
§
Teori Sheth, Et Al (1991)
menegaskan bahwa perilaku
konsumsi setiap individu dipengaruhi lima kebutuhan utama:
a.
kebutuhan fungsional
suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan ini melalui
tujuan/kegunaan fisik atau fungsionalnya: (sabun untuk mencuci, sepatu untuk
melindungi kakim, dll.)
b.
kebutuhan social.
suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan social
malalui asosiasinya dengan segmen demografis, sosioekonomis, atau etnik
cultural masyarakat tertentu: (seseorang eksekutif muda membeli sedan mewah
untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah eksekutif sukses dan masuk dalam
kalangan berpenghasilan tinggi.)
c.
kebutuhan emosional
suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan ini
melalui penciptaan emosi dan perasaan yang tepat: (exs; perasaan senang,
bahagia, cinta kasih dan respek yang dirasakan seseorang setelah menerima kado.)
d.
kebutuhan epistemic
suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan untuk
mengetahui atau mempelajari sesuatu yang baru. (exs; membaca surat kabar, TV,
mengikuti kursus-kursus keterampilan, dll.)
e.
kebutuhan situasional
produk-produk tertentu dapat memuaskan kebutuhan
yang bersifat situasional atau tergantung kepada waktu dan tempat.
Ø KEINGINAN:
kebutuhan dan keinginan dalam hal faktor penentu (deterninan)
§
karakteristik pribadi
o generic
susunan genetic juga merupakan salah satu faktor
penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen akan makanan.
o biogenic
faktor ini berupa karakteristik biologis yang
dimiliki seseorang semenjak lahir. (jenis kelamin, kaum muda dan tua, dll)
o psikogenik
faktor ini menyangkut sifat dan keadaan individu
yang dipengaruhi fungsi kerja otaknya. (mood, emosi, persepsi, kognisi, dan
pengalaman yang tersimpan dlam memori setiap orang.)
§
karakteristik fisik
lingkungan
o iklim
kondisi iklim mempengaruhi kebutuhan konsumen akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal (temperature, ketinggian suatu tempat, dan
curah hujan)
o topografis
faktor ini berkenaan dengan kondisi fisik, profil
spasial wilayah, dan keberadaan sumber air /disuatu lokasi.
o ekologi
faktor ini mencangkup kualitas udara, lapisan ozon,
dan rantai makanan. kerusakan ozon akan empengaruhi kebutuhan individu akan
obat/pengobatan (exs; produck sunblock sengat dibutuhkan di Australia, terutama
di musim semi dan musim panas, untuk mencegah penyakit kanker kulit akibat
sengatan terik matahari)
faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang meliputi:
§
konteks individual:
o personal worth (personal
worth)
faktor ini berkenaan dengan ketersediaan sumber daya
financial bagi pelanggan, baik berupa penghasilan, asset, warisan, maupun daya
pinjam/kredit (borrowing power)
o konteks intitusional
faktor ini mengacu pada kelompok dan organisasi
(tempat kerja, kelompok religious, institusi pendidikan, keluarga,dll)
o konteks cultural
faktor ini berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang
bisa membentuk segala sesuatu yang dilakukan, diharapkan, dan ingin dicapai
seseorang.
§
konteks lingkungan:
o ekonomi
komponen utamanya meliputi perkembangan ekonomi dan
siklur perekonomian suatu Negara. (tingkat perekonomian, laju inflasi, tingkat
pengangguran, serta pertumbuhan upah dan pendapatan berpengaruh terhadap setiap
konsumen, baik konsumen akhir maupun konsumen organisasional.
o teknologi
faktor ini mencangkup segala hasil temuan dan alat
buatan manusia yang digunakan untuk menopang, memfasilitasi, dan meningkatkan
aktifitas dan kehidupan manusia.
o kebijakan public
berkaitan dengan kebijakan yang menyangkut kemasan;
iklan; distribusi; pengujian kualitas; dan penggunaan bahan-bahan tertentu.
C.
DEVINISI
DAN KARAKTERISTIK JASA
fator pendorong perkembangan pada sektor jasa:
a
adanya peningkatan pengarus sector jasa dalam meningkatkan peluang
bisnis baru dan kesempatan kerja, serta kontribusi yang semakin besar terhadap
peningkatan GNP (groos national product) perkapita ( exs; dalam sector
pariwisata)
b
waktu luang/santai yang semakin banyak sehingga memunculkan banyak
jenis jasa baru. (exs; bisnis perjalanan wisata, pusat hiburan dan rekreasi,
kursus dan pelatihan singkat, jasa TV kabel,
dll)
c
persentase wanita yang memasuki angkatan kerja semakin besar sehingga
berkembang pula jasa penitipan anak, beby sitter, binatu, restoran siap santap,
dll)
d
tingkat harapan hidup semakin meningkat sehingga ikut mempengaruhi
berkembangnya berbagai macam jasa (exs; jasa perawatan kesehatan, konsultan
kesehatan, dll)
e
produk-produk yang dihasilkan dan dibutuhkan semakin komplek. (exs;
jasa instalasi, pelatihan, konsultasi, dan reparasi,dll)
f
adanya peningkatan kompleksitas kehidupan sehingga banyak orang yang
membutuhkan jasa pengacara, dokter pribadi, psikolog, pelatih kebugaran, ahli
gizi, penasehat financial, dll)
g
meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya. hal
ini memunculkan kebutuhan akan jasa transportasi yang bebas polusi, jasa riset,
dan konselor perkawinan, dll.
h
perubahan teknologi berlangsung semakin cepat dan dalam banyak hal bisa
menggantikan sumber daya manusia. (exs; kehadiran mesin ATM, call center, dll)
karakteristik unik yang membedakan jasa dengan
barang dan berdampak pada cara memasarkannya:
a.
INTANGIBILITY
jasa berbeda dengan barang. (bila barang merupakan
suatu object, alat, atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,
pengalaman, proses kinerja (performance), atau usaha.)
untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan
diterima konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan
dikonsumsi.
jasa biasanya mengandung unsure experience quality
dan credence quality.
Ø UNSURE EXPERIENCE QUALITY
adalah
karakteristik-karakteristik yang hanya
dapat dinilai pelanggan setelah pembelian (exp; kualitas, efisiensi, dan
kesopanan)
Ø CREDENCE QUALITY.
merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan
setelah pembelian dilakukan (exp; sebagian orang sulit menilai kemampuan bahasa
inggrisnya setelah mengikuti kursus bahasa inggris selama periode tertentu)
b.
INSEPARABILITY
barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi; tetapi
jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. (konsumen terlibat secara actual
dalam proses produksi)
implikasi karakteristiknya:
Ø pertama; khusus dalam jasa
yang tingkat kontaknya tinggi, karena penyedia jasa dan pelanggan sama-sama
hadir, maka interaksi diantara mereka merupakan faktor penting yang menentukan
kepuasan pelanggan terhadap jasa tersebut.
Ø kedua; konsumen lain
biasanya juga hadir. mungkin antri di depan teller suatu bank, duduk di meja
lain direntoran yang sama, atau duduk menyimak kuliah diruang yang sama, dll.
Ø ketiga; perkembangan dan
pertumbuhan jasa sulit diwujudkan. karena produksi dan konsumsi dilakukan
secara simultan.
c.
VARIABILITY/HETEROGENEITY/INCONSISTENCY
jasa bersifat sangat variable karena merupakan
non-standardized output; artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis,
tergantung kepada siapa, kapan, dan dimasa jasa tersebut diproduksi.
tiga (3) faktor yang menyebabkan variabilitas
kualitas jasa:
Ø pertama; kerja sama atau
partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa.
Ø kedua; moral/motifasi
karyawan dalam melayani pelanggan.
Ø ketiga; beban kerja perusahaan.
d.
PERISHABILITY
berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan.
permintaan pelanggan terhadap sebagian jasa dapat
bersifat sangat fluktuatif (permintaan jasa transportasi antar kota dan antar
pulau akan melonjak menjelang lebaran, natal, tahun baru, dan liburan sekolah;
permintaan akan jasa rekreasi dan liburan meningkat selama musim liburan, dll)
lima alternative pendekatan penyedia jasa dalam
posisi permintaan jasa ini:
Ø mengurangi permintaan pada
periode permintaan puncak. (dengan cara menerapkan differential princing,
dimana pengguna jasa di periode puncak membayar lebih mahal dibandingkan
pengguna jasa diperiode sepi)
Ø meningkatkan permintaan pada
periode sepi /atau disaat kapasitas berlebihan (exp; dengan menurunkan harga
secara selektif /dengan tetap mempertimbangkan tertutupnya biaya relevan)
Ø menyimpan permintaan dengan
system reservasi dan janji (appointments).
Ø menerapkan system antrian
sehingga pelanggan harus menunggu giliran untuk dilayani.
complimentary refreshments (permen, makanan kecil,
minuman, dll)
Ø mengembangkan jasa atau
pelayanan komplementer, misalnya bank menawarkan fasilitas ATM, phone banking,
dan internet banking, dan universitas menawarkan system KRS melalui internet.
lima strategi alternative mengelola penawaran dalam
posisi permintaan jasa ini:
Ø menggunakan karyawan paruh
baya pada periode waktu sibuk sehingga perusahaan dapat melayani permintaan
pelanggan. (kantor pos memperkerjakan pelajar dan mahasiswa pada saat menjelang
lebaran, tahun baru, natal, dll)
Ø menyewa atau membagi
fasilitas dan peralatan tambahan dengan perusahaan lain.
Ø menjadwalkan aktivitaas
downtime selama periode permintaan sepi (seluruh petugas hanya mengerjakan
tugas-tugas pokok dan penundaan kegiatan-kegiatan yang bisa ditunda dikerjakan
pada waktu permintaan sepi)
Ø melakukan pelatihan silang
(cross training) terhadap para karyawan sehingga setiap karyawan memiliki
berbagai keterampilan dan dapat saling membantu, apabila didepartemen lain
“super sibuk” sementara di departemennya sendiri sedang “menganggur".
Ø meningkatkan partisipasi
pelanggan (exp; pasar swalayan; konsumen membawa barangnya belanjaannya
sendiri)
e.
LACK OF OWNERSHIP
merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.
Ø pada pembelian barang; konsumen memiliki hak penuh
atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya (dapat mengonsumsinya, dapat
menyimpannya, dapat menjualnya kepada pihak lainnya, dll), sedangkan
Ø pada pembelian jasa; pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personal atau suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas
(misalnya; kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan), pembayaran
biasanya ditujukan untuk pemakaian, akses atau penyewaan item-item tertentu
berkaitan dengan jasa yang ditawarkan.
D.
KLASIFIKASI
JASA
(menurut Lovelock) jasa dapat di klasifikasikan berdasar
kliterianya menjadi:
ü berdasarkan sifat tindakan
jasa
ü berdasarkan hubungan dengan
pelanggan
ü berdasarkan tingkat
customization dan kemampuan mempertahankan standar konstan dalam penyampaian
jasa.
ü berdasarkan sifat permintaan
dan penawaran jasa
ü berdasarkan metode penyampaian
jasa
(menurut Lovelock ) tujuh kliteria jasa klasifikasi
jasa berdasar sumber pendanaannya menjadi:
v SEGMEN PASAR
berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan
menjadi jasa yang ditujukan kepada konsumen akhir (pendidikan, asuransi jiwa,
taksi, dll) dan jasa konsumen organisasional (biro periklanan, jasa akuntansi
dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).
v TINGKAT KEBERWUJUDANNYA
criteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan
produk fisik dengan konsumen.
berdasarkan criteria ini, jasa dibedakan menjadi 3
(tiga) macam:
Ø rented goods services
dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan
produk tertentu bedasarkan tariff yang disepakati selama jangka waktu tertentu.
(rental mobil, video game, VCD/DVD, villa, apartemen, dll)
Ø owned goods services
pada tipe ini, produk-produk yang dimiliki konsumen
di reparasi, di kembangkan atau ditingkatkan untuk kinerjanya, atau
dipelihara/di rawat oleh perusahaan jasa.
Ø non goods services
karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa
personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada
para pelanggan. (exp; sopir, dosen, guru, tutor, pemandu wisata, dll)
v KETERAMPILAN PENYEDIA JASA
berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa. terdapat
dua tipe:
ü tipe pertama; professional
services ( konsultasi manajemen, konsultasi hukum, konsultasi perpajakan, dll)
ü tipe kedua; non professional
(seperti jasa sopir taksi, tukang parker, pengantar surat, penjaga malam, dll)
v TUJUAN ORGANISASI JASA
berdasarkan tujuan organisasi; jasa dapat di klasifikasikan
menjadi:
ü commercial services / provit
services
( penerbangan, bank, penyewaan mobil, konsultasi perpajakan, dll)
ü non provit services ( sekolah, yayasan dana
bantuan, panti asuhan, panti wreda, perpustakaan umum, museum, dll)
Ø commercial services / provit
servicesdikelompokkan lebih lanjut menjadi 10 jenis berikut ini:
·
perumahan/penginapan; meliputi penyewaan apartemen, hotel, motel,
villa, losmen, conttage, dan rumah.
·
operasi rumah tangga; meliputi utilitas, perbaikan rumah, reparasi
peralatan rumah tangga, pertamanan, dll
·
rekreasi dan hiburan; meliputi penyewaan dan reparasi peralatan yang
dipergunakan untuk aktivitas-aktivitas rekreasi dan hiburan, serta admisi
(tiket masuk) untuk segala macam hiburan, pertunjukan, dan rekreasi.
·
personal care; seperti laundry, dry cleaning, dan perawatan kecantikan
·
perawatan kesehatan; meliputi segala macam jasa medis dan kesehatan.
·
pendidikan swasta.
·
bisnis dan jasa professional lainnya, meliputi biro hukum konsultasi
pajak, konsultasi akuntansi, konsultasi manajemen, dan jasa komputerisasi.
·
asuransi, perbankan, dan jasa financial; seperti asuransi perseorangan
dan bisnis, jasa kredit dan pinjaman, konseling investasi, dan pelayanan pajak.
·
transportasi; meliputi jasa angkutan barang dan penumpang, serta
reparasi dan penyewaan kendaraan.
·
komunikasi; terdiri atas telephone, telegraf, computer, internet server
providers, dan jasa komunikasi bisnis yang terspesialisasi.
v REGULASI
dari aspek regulasi, jasa dapat dibedakan menjadi:
ü regulated services (misalnya jasa pialang,
angkutan umum, dan perbaikan)
ü non regulated services (misalnya jasa makelar, catering, kos, asrama, kos, serta pengecatan rumah,dll)
v TINGKAT INTENSITAS KARYAWAN
berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja),
jasa dapat dikelompokkan menjadi dua (2):
ü equipment-based services (seperti cuci mobil otomatis, jasa disambungkan
telephone jarak jauh, mesin ATM, internet banking, vending machines, dan
binatu)
ü people-based services (seperti pelatih sepak bola, satpam, akuntasnsi, konsultan hukum, dan konsultan
manajemen)
v TINGKAT KONTAK PENYEDIA JASA DAN PELANGGAN
berdasarkan kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi:
ü high contact services (seperti universitas, bank,
dokter, piñata rambut, juru rias, dan pegadaian)
ü low contact services ( misalnya bioskop, jasa
layanan pos,dll)
jasa dapat di klasifikasikan berdasar sudut
pandang konsumen dibedakan menjadi:
v FOR CONSUMER (FACILITATING SERVICES)
yaitu jasa yang dimanfaatkan sebagai sarana atau
media untuk mencapai tujuan tertentu. (transportasi)
v TO CONSUMER (HUMAN SERVICES)
yaitu jasa yang ditujukan kepada konsumen.
To Consumer (Human Services)Kategori Ini Dibagi Dalam Dua (2) Kelompok:
o pertama; people prosessing,
baik yang bersifat voluntary (misalnya pusat ketenagakerjaan dan fasilitas sinar
X/Rontgen), maupun involuntary (seperti; klinik diagnosis dan pengadilan
anak-anak nakal)
o kedua; people changing;
(meliputi yang bersifat voluntary; contohnya perguruan tinggi dan tempat
ibadah) dan involuntary (seperti rumah sakit dan penjara)
E.
BAURAN
PEMASARAN JASA
v PRODUK
produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
v PRICING
keputusan bauran harga harus berkenaan dengan kebijakan strategis dan
taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.
v PROMOTION
bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual.
(periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public
relation)
v PACE
keputusan distribusi, menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan potensial.
v PEOPLE
sebagian besar jasa, orang merupakan unsure vital dalam bauran
pemasaran.
v PHYSICAL EVIDENCE (BUKTI FISIK)
karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial
tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. ini menyebabkan risiko
yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. oleh sebab
itu, salah satu unsure penting dalam bauran pemasaran jasa adalah upaya
mengurangi tingkat resiko tersebut dengan menawarkan bukti fisik dari
karakteristik jasa. (eks; brosur paket liburan yang aktraktif dan memuat foto
lokasi liburan dan tempat menginap, penampilan staff yang rapi dan sopan,
seragam pilot dan pramugari yang mencerminkan kompetensi mereka)
v PROCESS
proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen
high-contact service, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa
bersangkutan.
v CUSTOMER SERVICE
dalam sector jasa, layanan pelanggan bermakna sebagai kualitas total
jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan (semua komponen dalam perusahaan jasa)
sangat bermanfaat gan pemasaran itu sangat menyenangkan dan menjamin usaha tentunya, baca juga tentang pemasaran gan http://jurusanpemasaran.blogspot.com/
BalasHapusThx gun sangat bermanfaat...!!!
BalasHapusThx gun sangat bermanfaat...!!!
BalasHapus